Islam Rahmat Bagi Seluruh Alam

Hak Cipta Hanya Milik Allah

Posts Tagged ‘Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam’

Kiat-Kiat Memilih Kekasih Idaman

Posted by Administrator on July 13, 2010

Posted in Munakahat | Tagged: , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , | Leave a Comment »

Perangi Musuh Islam dengan Menghidupkan Sunnah

Posted by Administrator on July 2, 2010

Oleh Ustadz Muhammad Umar As Sewed

Diantara syubhat-syubhat ahlul bid’ah dalam rangka menggembosi pengamalan sunnah adalah ucapan mereka: “Kaum muslimin hari ini dalam keadaan lemah, diinjak-injak dan dijatuhkan martabatnya oleh musuh-musuh Islam. Di mana-mana terjadi pembantaian kaum muslimin seperti binatang ternak, tetapi kalian malah sibuk mempelajari sunnah-sunnah, mengajarkan dan menerapkannya! Apakah kalian tidak memikirkan saudara-saudara kalian yang dibantai?!…”

Kalimat yang semakna dengan ini sering dilontarkan oleh ahlul bid’ah dan musuh-musuh sunnah dari kalangan Khawarij, Syi’ah Rafidlah, Mu’tazilah atau pun para hizbiyyun dan dai-dai politik dari kalangan Ikhwanul Muslimin, Sururiyyin dan lain-lain. Mereka menganggap bahwa menghidupkan sunnah-sunnah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassallam merupakan penghalang perjuangan jihad melawan musuh-musuh Islam.

Prasangka ini muncul dari mereka karena mereka memandangnya dengan kacamata kebid’ahan. Dan karena perjuangan jihad mereka juga adalah perjuangan dengan cara-cara bid’ah, maka tentu saja akan bertentangan dengan sunnah-sunnah.

Kita jawab syubhat mereka dari beberapa sisi:

Pertama, perjuangan jihad melawan musuh-musuh Allah jika dilakukan dengan cara yang syar’i dan mencocoki ajaran Sunnah Rasulllah Shalallahu ‘alaihi wassalam, tidak ada pertentangan dengan usaha menghidupkan sunnah-sunnah beliau Shalallahu ‘alaihi wassalam, sekalipun pada perkara-perkara yang mereka anggap furu’.

Read more >>

Posted in Dakwah, Jihad, Nasehat, Tafakur | Tagged: , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , | Leave a Comment »

Hukum Wadi, Madzi, dan Mani

Posted by Administrator on June 30, 2010

Wadi

Wadi adalah cairan putih, pekat, dan agak keruh yang keluar setelah buang air kecil (kencing). Wadi ini bisa disucikan dengan mencuci kemaluan kemudian berwudhu.1 Jika wadi ini mengenai bagian badan, cukup dengan mencucinya.

Madzi

Madzi adalah cairan putih dan kental yang keluar pada saat memikirkan hubungan badan atau pada saat bercumbu. Madzi ini termasuk hal najis yang agak sulit dihindari sehingga diberikan keringanan dalam menyucikannya. Oleh karena itu, barangsiapa yang terkena madzi:

((فليغسل ذكره وأنثييه وليتوضأ وضوءه للصلاة))

“Maka hendaklah dia mencuci kedua buah dzakarnya dan berwudhu seperti wudhunya untuk mengerjakan shalat.”2

Bagian badan yang terkena madzi cukup dengan dicuci dan disiram dengan air setelapak tangan ke pakaian yang terkena madzi. Hal ini didasarkan pada Hadist Sahal bin Hanif Radhiyallaahu ‘anhu.3

Mani

Mani adalah cairan yang keluar dari dzakar yang dibarengi dengan rasa nikmat. Keluarnya cairan ini mengharuskan seseorang mandi hadast besar. Mani ini suci berdasarkan pada hadist shahih,4 tetapi disunnahkan untuk mencucinya jika dalam keadaan basah dan mengeruknya jika dalam keadaan kering. Read more >>

Posted in Fiqh | Tagged: , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , | Leave a Comment »

Surat Terbuka dari Istri yang Dicintai

Posted by Administrator on June 26, 2010

Oleh Abu Ammar al-Ghoyami dalam Majalah al-Mawaddah

Kuuntai kalimatku dengan goresan pena ini, untukmu, suamiku yang kucintai, semoga engkau lebih berbahagia.

Membaca suratmu, wahai suamiku, menjadikan aku ingat masa lalu. Aku merasakan makna kalimat-kalimatmu sebagaimana aku rasakan tatkala engkau sampaikan kalimat-kalimat itu saat kita baru memulai hidup bersama dahulu. Kini, setelah semua berlalu, dan setelah aku hampir terlupa akan kalimat-kalimat itu, engkau goreskan kalimat itu untuk kedua kalinya. Kusampaikan jazakallohu khoiran, Suamiku, atas kebaikanmu, dan atas perhatianmu kepadaku, istrimu.

Suamiku yang kucinta…

Mungkin engkau telah begitu sering mendengar kata-kata permintaanku. Namun, aku berharap engkau takkan jemu menanggapinya. Saat ini pun, aku katakan padamu, wahai suamiku, bantulah aku menjadi sebaik-baik perhiasan duniamu. Bantulah aku menjadi salah satu dari keempat kebahagiaan hidupmu. Bila engkau meminta agar aku membantumu untuk memperbaiki akhlak dan pergaulanmu kepadaku, maka lebih dari itu, aku begitu berharap engkaulah orang yang akan mengantarkanku ke taman akhlak yang mulia bersamamu.

Suamiku, jika engkau bersungguh-sungguh mengatakan kepadaku apa yang engkau goreskan itu, maka lebih dari itu, aku pun berharap engkau lebih bersungguh-sungguh membimbing, mengayomi, dan menyertakanku dalam seluruh kebaikanmu. Aku ingat nasehat emas Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam meski itu lebih tepat disebut peringatan. Peringatan bagiku sebagai seorang istri, yang tentunya perlu engkau tahu, meski aku kira engkau pun telah mengetahuinya. Aku ingat saat beliau shalallahu ‘alaihi wasallam memperingatkan seorang wanita sebagai istri sepertiku dengan sabdanya shalallahu ‘alaihi wasallam,

Read more>>

Posted in Ibrah, Muslimah, Tafakur, Tazkiyatun Nufus, Wanita Shalihah | Tagged: , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , | Leave a Comment »

Cinta Sejati Dalam Islam

Posted by Administrator on May 28, 2010

Makna ‘Cinta Sejati’ terus dicari dan digali. Manusia dari zaman ke zaman seakan tidak pernah bosan membicarakannya. Sebenarnya? apa itu ‘Cinta Sejati’ dan bagaimana pandangan Islam terhadapnya?

Alhamdulillah, sholawat dan salam semoga terlimpahkan kepada nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya.

Masyarakat di belahan bumi manapun saat ini sedang diusik oleh mitos ‘Cinta Suci’, dan dibuai oleh impian ‘Cinta Suci’. Karenanya, rame-rame, mereka mempersiapkan diri untuk merayakan hari cinta “Valentine’s Day”.

Pada kesempatan ini, saya tidak ingin mengajak saudara menelusuri sejarah dan kronologi adanya peringatan ini. Dan tidak juga ingin membicarakan hukum mengikuti perayaan hari ini. Karena saya yakin, anda telah banyak mendengar dan membaca tentang itu semua. Hanya saja, saya ingin mengajak saudara untuk sedikit menyelami: apa itu cinta? Adakah cinta sejati dan cinta suci? Dan cinta model apa yang selama ini menghiasi hati anda?

Seorang peneliti dari Researchers at National Autonomous University of Mexico mengungkapkan hasil risetnya yang begitu mengejutkan. Menurutnya: Sebuah hubungan cinta pasti akan menemui titik jenuh, bukan hanya karena faktor bosan semata, tapi karena kandungan zat kimia di otak yang mengaktifkan rasa cinta itu telah habis. Rasa tergila-gila dan cinta pada seseorang tidak akan bertahan lebih dari 4 tahun. Jika telah berumur 4 tahun, cinta sirna, dan yang tersisa hanya dorongan seks, bukan cinta yang murni lagi.

Menurutnya, rasa tergila-gila muncul pada awal jatuh cinta disebabkan oleh aktivasi dan pengeluaran komponen kimia spesifik di otak, berupa hormon dopamin, endorfin, feromon, oxytocin, neuropinephrine yang membuat seseorang merasa bahagia, berbunga-bunga dan berseri-seri. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, dan terpaan badai tanggung jawab dan dinamika kehidupan efek hormon-hormon itu berkurang lalu menghilang. (sumber: http://www.detik.com Rabu, 09/12/2009 17:45 WIB).

Wah, gimana tuh nasib cinta yang selama ini anda dambakan dari pasangan anda? Dan bagaimana nasib cinta anda kepada pasangan anda? Jangan-jangan sudah lenyap dan terkubur jauh-jauh hari.

Read more >>

Posted in Ibrah, Salafiyyun, Sirah, Tafakur | Tagged: , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , | Leave a Comment »

Qunut dalam Shalat Nabi

Posted by Administrator on January 21, 2010

Qunut dalam shalat ada tiga macam: qunut dalam shalat shubuh, qunut dalam shalat witir, dan qunut nazilah.

Pertama, qunut dalam shalat shubuh sebagaimana diungkapkan madzhab Syafi’iyyah hukumnya sunnah muakkad. Sebagaimana hadist Ahmad dari Anas bin Malik, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu melaksanakan qunut di dalam shalat fajar hingga meninggal dunia.” Tapi banyak ulama yang tidak sepakat, mereka beralasan karena sifat qunut telah dihapus, sebagaimana hadist Bukhari Muslim dari Anas bin Malik, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam qunut dalam shalat fajar selama satu bulan, mendo’akan orang-orang yang hidup dari orang-orang Arab, tapi lalu beliau meninggalkannya.” Dan pendapat inilah yang lebih mendekati kebenaran sehingga banyak diamalkan oleh banyak ulama.

Kedua, qunut dalam shalat witir. Sebagaimana hadist riwayat Ibnu Majah dan telah dinilai shahih oleh Syeikh Albani, dari shahabat Ubay bin Ka’ab, “Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat witir, lalu beliau qunut sebelum ruku’.” Dalam masalah ini Ibnu Taimiyah berkata, “Hukum qunut dalam witir adalah boleh dan tidak wajib. Karenanya, di antara para shahabat ada yang tidak melakukannya, di antara mereka ada yang melakukannya di pertengahan akhir Ramadhan, dan ada yang melakukannya satu tahun penuh.”

Ketiga, qunut nazilah yang dilakukan dalam shalat lima waktu. Sebagaimana hadist yang diriwayatkan Bukhari Muslim dari Anas bin Malik, “Bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan qunut dalam satu bulan penuh.” Ibnu Taimiyah berkata, “Qunut ini disunahkan ketika ada musibah yang menimpa kaum muslimin, demikian pendapat Fuqaha yang bersumber dari para Khulafa Rasyidin.” Qunut ini bisa dilaksanakan pada lima waktu shalat.

Demikianlah tuntunan tentang qunut yang diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang diikuti para shahabat, tabi’in, tabi’ut tabi’in dan para ulama shalih. Qunut yang ada tuntunannya hanya ada tiga saja, di luar itu tidak ada tuntunannya atau pendapat para ulama. Wallahu a’lamu bisshawab.

(Majmu Fatawa: 23/108, Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyyah Al-Kuwaitiyyah: 2/12333)

Dikutip dari majalah Ar-Risalah No.99/Vol.IX/3 Ramadhan – Syawal 1430 H / September 2009

Posted in Fiqh, Salafiyyun | Tagged: , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , | Leave a Comment »

Setan itu bernama pacaran

Posted by Administrator on October 25, 2009

Ketika seseorang beranjak dewasa, muncullah benih di dalam jiwa untuk mencintai lawan jenisnya. Ini merupakan fitrah (insting) yang dianugerahkan oleh Allah kepada manusia, makhluk terbaik di muka bumi ini. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala yang artinya, “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan terhadap perkara yang diingini berupa wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia. Dan di sisi Allahlah tempat kembali yang baik (syurga).”
(QS. Ali Imran [3]: 14).

Namun jika manusia tidak dapat menjaga kelebihannya tersebut, bahkan memanfaatkannya demi kebutuhan nafsu syahwat belaka, maka Allah akan menggolongkan mereka menjadi makhluk yang paling rendah, lebih rendah dibandingkan binatang. Dan memasukkan mereka ke dalam neraka jahannam dikarenakan peng-kufuran nikmat-Nya, sebagai balasan yang sempurna dari Allah. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman di dalam Al Qur’an Al Karim; “Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.”
(QS. Al A’raaf [7]: 179).

Adab Bergaul Antara Lawan Jenis

Islam adalah agama yang kaffah (sempurna), di dalamnya diatur seluk-beluk kehidupan manusia, bagaimana pergaulan antara lawan jenis. Di antara adab bergaul antara lawan jenis sebagaimana yang telah diajarkan oleh agama kita.

Read more >>

Posted in Dakwah, Nasehat, Tafakur | Tagged: , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , | Leave a Comment »