Archive for the ‘Nasehat’ Category
Posted by Administrator on October 12, 2010
Penulis: Ummu Ziyad
Memakai jilbab, untuk saat ini dan di negara ini, bukanlah berarti sebuah pengilmuan akan agama. Dulu aku pernah beranggapan bahwa seorang yang memakai jilbab adalah orang yang akan berusaha mempertahankan jilbabnya disebabkan proses pemakaian jilbab itu sendiri membutuhkan pergulatan di hati yang membuncah-buncah dan penuh derai air mata. Tapi sayangnya, makin bertambah usiaku, maka berubah pula anggapan itu disebabkan berbagai kenyataan yang kutemui.
Aku baru menyadari ada sebagian wanita yang menggunakan jilbab hanya karena sekedar disuruh atau diwajibkan oleh orang tua, tempat belajar atau tempatnya bekerja. Jika telah keluar dari ‘aturan’ itu, maka lepas pula jilbab yang menutupi kepalanya. Mungkin karena itulah kain-kain itu tidak menutup secara benar kepala dan dada mereka.
Sebagian lagi, memakai jilbab karena pada saat itu, jilbab terasa pas untuk dipakai dan lebih menimbulkan kesan ‘gaya’ dan kereligiusan agama. Apalagi jika diberi pernak-pernik di sana-sini. Jilbab yang seharusnya menutup keindahan wanita tersebut malah justru menambah keindahan itu sendiri. Ditambah lagi kesan agamis yang terasa nyaman di hati.
Aku juga pernah berpikir dan bertanya-tanya, bahwa orang-orang memakai cadar dan berjilbab lebar apakah tidak kepanasan dengan seluruh atributnya? Apakah tidak repot jika hendak keluar dimana mereka harus memakai seluruh kain panjang tersebut? Mulai dari baju, jilbab yang lebar, masih harus ditambah memakai kaus kaki! Ah! Dan di balik jilbab itu, ternyata masih ada jilbab lagi! Dan… apakah mereka bisa melihat dari balik cadar yang menutup matanya?
Read more >>
Posted in Dakwah, Jihad, Muslimah, Nasehat | Tagged: cadar, Jilbab, muslimah.or.id, surga, Ummu Ziyad | Leave a Comment »
Posted by Administrator on September 19, 2010
Untuk anakku yang ku sayangi di bumi Alloh ta’ala
Segala puji ku panjatkan ke hadirat Alloh ta’ala, yang telah memudahkan ibu untuk beribadah kepada-Nya.
Sholawat serta salam, ibu sampaikan kepada Nabi Muhammad -shollallohu alaihi wasallam-, keluarga, dan para sahabatnya.
Wahai anakku…
surat ini datang dari ibumu, yang selalu dirundung sengsara. Setelah berpikir panjang, ibu mencoba untuk menulis dan menggoreskan pena, sekalipun keraguan dan rasa malu menyelimuti diri ini.
Setiap kali menulis, setiap itu pula gores tulisan ini terhalangi oleh tangis. Dan setiap kali menitikkan air mata, setiap itu pula, hati ini terluka.
Wahai anakku…
Sepanjang masa yang telah engkau lewati, kulihat engkau telah menjadi laki-laki dewasa, laki-laki yang cerdas dan bijak. Karenanya engkau pantas membaca tulisan ini, sekalipun nantinya engkau akan remas kertas ini, lalu engkau robek-robek, sebagaimana sebelumnya engkau telah remas hati ibu, dan telah engkau robek pula perasaannya.
Wahai anakku…
25 tahun telah berlalu, dan tahun-tahun itu merupakan tahun kebahagiaan dalam kehidupanku.
Read more >>
Posted in Kisah, Muamalah, Nasehat, Tazkiyatun Nufus | Tagged: Abdullah bin Mas'ud, addariny.wordpress.com, air mata, Albani, balas budi, curahan hati ibu, curahan hati sang ibu untuk anaknya, download mp3, hadist, ibu dan anak, rintihan ibu, surat ibu kepada anaknya, Ustadz Armen Halim Naro, wahai anakku | Leave a Comment »
Posted by Administrator on July 23, 2010
Diterjemahkan dari kitab Ilaa Mataa Al Ghaflah karya Abu Umar Salim al Ajmi’
oleh Nafisah bintu Abi Salim -semoga Allah membalasnya dengan yang lebih baik-
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi termulia, pemuka para rasul. Aku bersaksi bahwasanya tiada sesembahan yang berhak diibadahi kecuali Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusannya.
Saudariku muslimah…
Ketahuilah, kesulitan yang menimpa umat Islam saat ini merupakan adzab dari Allah. Adzab tersebut tidaklah turun kecuali disebabkan dosa-dosa para hamba, yang dengan itu diharapkan mereka mau bertaubat kepada Rabb mereka dan mau kembali kepada-Nya.
Dalam tulisan ringkas ini kami ingin menjelaskan sebagian sebab yang menyampaikan kita pada apa yang kita alami sekarang ini, agar kita mengoreksi diri dan memperbaiki kesalahan.
Pertama, dosa-dosa dan kemaksiatan
Tidak diragukan lagi bahwa dosa dan kemaksiatan termasuk sebab terbesar yang menyampaikan umat terdahulu pada kebinasaan. Ali radhiyallahu’anhu berkata: “Tidaklah turun bala (siksaan) kecuali karena dosa, dan bala tersebut tidak akan diangkat kecuali dengan taubat.”
Ketika bala menimpa suatu kaum, tak ada satupun usaha manusia yang mampu menahannya, meski ada orang-orang shalih ada diantara mereka, adzab tetap meliputi. Sebagaimana ucapan Zainab kepada Nabi: “Apakah kita akan dibinasakan sedangkan ada orang-orang shalih diantara kita?” Nabi bersabda: “Ya, apabila telah banyak kejelekan.” (HR. Bukhari no. 7059 dan Muslim no. 2880)
Read more >>
Posted in Dakwah, Muslimah, Nasehat, Tadzkirah, Tafakur | Tagged: Abu Umar Salim al Ajmi’, Ad-Dukhan, adzab, Al Hujurat, Al-A'raf, Al-Anbiya, Al-Isra, Ali Imran, An-Nahl, An-Nur, Ar-Ruum, bencana, Bukhari, dosa, Fushilat, Ilaa Mataa Al Ghaflah, maksiat, Muslim, Nafisah bintu Abi Salim, sabar, taubat, terjemah kitab, wanita, www.asysyariah.com, Zainab | Leave a Comment »
Posted by Administrator on July 10, 2010
Oleh Ustadz Abu Mushlih Ari Wahyudi
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak akan masuk neraka seseorang yang menangis karena merasa takut kepada Allah sampai susu [yang telah diperah] bisa masuk kembali ke tempat keluarnya.” (HR. Tirmidzi [1633]).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, “Ada tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah pada hari ketika tidak ada naungan kecuali naungan-Nya; [1] seorang pemimpin yang adil, [2] seorang pemuda yang tumbuh dalam [ketaatan] beribadah kepada Allah ta’ala, [3] seorang lelaki yang hatinya bergantung di masjid, [4] dua orang yang saling mencintai karena Allah; mereka berkumpul dan berpisah karena-Nya, [5] seorang lelaki yang diajak oleh seorang perempuan kerkedudukan dan cantik [untuk berzina] akan tetapi dia mengatakan, ‘Sesungguhnya aku takut kepada Allah’, [6] seorang yang bersedekah secara sembunyi-sumbunyi sampai-sampai tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya, dan [7] seorang yang mengingat Allah di kala sendirian sehingga kedua matanya mengalirkan air mata (menangis).” (HR. Bukhari [629] dan Muslim [1031]).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, “Ada dua buah mata yang tidak akan tersentuh api neraka; mata yang menangis karena merasa takut kepada Allah, dan mata yang berjaga-jaga di malam hari karena menjaga pertahanan kaum muslimin dalam [jihad] di jalan Allah.” (HR. Tirmidzi [1639], disahihkan Syaikh al-Albani dalam Sahih Sunan at-Tirmidzi [1338]).
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak ada yang lebih dicintai oleh Allah selain dua jenis tetesan air dan dua bekas [pada tubuh]; yaitu tetesan air mata karena perasaan takut kepada Allah, dan tetesan darah yang mengalir karena berjuang [berjihad] di jalan Allah. Adapun dua bekas itu adalah; bekas/luka pada tubuh yang terjadi akibat bertempur di jalan Allah dan bekas pada tubuh yang terjadi karena mengerjakan salah satu kewajiban yang diberikan oleh Allah.” (HR. Tirmidzi [1669] disahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Sahih Sunan at-Tirmidzi [1363])
Read more >>
Posted in Ibrah, Kisah, Nasehat, Tazkiyatun Nufus | Tagged: Abu Hurairah, Abu Musa al-Asya’ri, Abu Thariq Ihsan bin Muhammad bin ‘Ayish al-’Utaibi, abumushlih.com, air mata, Aisyah radhiyallahu’anha, al-Buka’ min Khas-yatillah, al-Hasan al-Bashri, asbabuhu wa mawani’uhu wa thuruq tahshilihi, ash-Shahihah, Bashrah, HR. Bukhari, HR. Tirmidzi, menangis, Muslim, naungan Allah, QS. al-Maa’idah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, Sahih at-Targhib, Sahih Sunan at-Tirmidzi, Syaikh al-Albani, Ustadz Abu Mushlih Ari Wahyudi | Leave a Comment »
Posted by Administrator on July 2, 2010
Oleh Ustadz Muhammad Umar As Sewed
Diantara syubhat-syubhat ahlul bid’ah dalam rangka menggembosi pengamalan sunnah adalah ucapan mereka: “Kaum muslimin hari ini dalam keadaan lemah, diinjak-injak dan dijatuhkan martabatnya oleh musuh-musuh Islam. Di mana-mana terjadi pembantaian kaum muslimin seperti binatang ternak, tetapi kalian malah sibuk mempelajari sunnah-sunnah, mengajarkan dan menerapkannya! Apakah kalian tidak memikirkan saudara-saudara kalian yang dibantai?!…”
Kalimat yang semakna dengan ini sering dilontarkan oleh ahlul bid’ah dan musuh-musuh sunnah dari kalangan Khawarij, Syi’ah Rafidlah, Mu’tazilah atau pun para hizbiyyun dan dai-dai politik dari kalangan Ikhwanul Muslimin, Sururiyyin dan lain-lain. Mereka menganggap bahwa menghidupkan sunnah-sunnah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassallam merupakan penghalang perjuangan jihad melawan musuh-musuh Islam.
Prasangka ini muncul dari mereka karena mereka memandangnya dengan kacamata kebid’ahan. Dan karena perjuangan jihad mereka juga adalah perjuangan dengan cara-cara bid’ah, maka tentu saja akan bertentangan dengan sunnah-sunnah.
Kita jawab syubhat mereka dari beberapa sisi:
Pertama, perjuangan jihad melawan musuh-musuh Allah jika dilakukan dengan cara yang syar’i dan mencocoki ajaran Sunnah Rasulllah Shalallahu ‘alaihi wassalam, tidak ada pertentangan dengan usaha menghidupkan sunnah-sunnah beliau Shalallahu ‘alaihi wassalam, sekalipun pada perkara-perkara yang mereka anggap furu’.
Read more >>
Posted in Dakwah, Jihad, Nasehat, Tafakur | Tagged: Abu Dawud, Abu Hurairah, ahlul bid'ah, al-Hajj, Al-Qur'an, alergi, An Nuur, asing, Bukhari, Buletin Dakwah, Cirebon, da'i, dhalim, Doa, dzikir pagi sore, furu', haq, hikmah, hizbiyyun, Ikhwanul Muslimin, isbal, Islam, jenggot, Jihad, kafir, kematian, lubab, Manhaj Salaf, mati, menikah, Mu’tazilah, Muhammad, murtad, muslimin, mustahab, parlemen, partai, penguasa, pezina, politik, qishash, qusyur, rajam, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam, salafiyunpad.wordpress.com, siwak, sunnah, Sururiyyin, syar'i, Syi’ah Rafidlah, syubhat, Ustadz Muhammad Umar As Sewed, wali, Yayasan Dhiya'us Sunnah | Leave a Comment »
Posted by Administrator on June 23, 2010
Kadang-kadang ketika seseorang sedang berjalan atau berkendara, tiba-tiba ia tersandung atau terpeleset sehingga jatuh… Karena kesal, terkadang keluarlah ucapan-ucapan yang mengungkapkan kekesalannya ataupun caci maki : “Aduh sialan!”, ada juga yang ber-istirja’: “inna lillaahi wa inna ilaihi roji’un!”… dan ada juga yang mencela syaithon: “Setan sialan!”… dan seterusnya.
Sebenarnya ada ucapan yang diajarkan Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam dalam hal ini, dan tuntunan beliau tentu lebih layak untuk diikuti.
Dalam hadits Abul Malih, dari seorang shohabat yang sedang boncengan sama Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam:
كُنْتُ رَدِيفَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَعَثَرَتْ دَابَّةٌ فَقُلْتُ تَعِسَ الشَّيْطَانُ فَقَالَ لَا تَقُلْ تَعِسَ الشَّيْطَانُ فَإِنَّكَ إِذَا قُلْتَ ذَلِكَ تَعَاظَمَ حَتَّى يَكُونَ مِثْلَ الْبَيْتِ وَيَقُولُ بِقُوَّتِي وَلَكِنْ قُلْ بِسْمِ اللَّهِ فَإِنَّكَ إِذَا قُلْتَ ذَلِكَ تَصَاغَرَ حَتَّى يَكُونَ مِثْلَ الذُّبَابِ
“Aku pernah boncengan bersama Nabi shollallohu alaihi wa sallam, lalu hewan tunggangan kami tersandung, akupun mengatakan: “celakalah setan!”. Maka Nabi shollallohu alaihi wa sallam berkata kepadaku: “jangan engkau katakan: ‘celakalah setan’, karena jika engkau mengucapkan itu maka setan itu akan semakin besar hingga besarnya seperti sebuah rumah dan setan akan berkata : ‘ini terjadi karena kekuatanku’, akan tetapi katakanlah: ‘bismillah’, karena jika engkau mengucapkan itu, setan akan mengecil sampai seperti lalat.”
[HR. Abu Dawud, Ahmad, an-Nasa’i, al-Hakim, dll. Dishohihkan syaikh al-Albani rohimahulloh dalam Shohih al-Kalim ath-Thoyyib 1/174]
Dikutip dari http://ummushilah.0fees.net/wordpress
Posted in Mutiara Hadist, Nasehat, Tadzkirah | Tagged: Abu Dawud, Abul Malih, Ahmad, Al Hakim, An-Nasa'i, celaka, hadist, http://ummushilah.0fees.net/wordpress, istirja', jatuh, kesal, lalat, makian, Rasulullah shallallau 'alaihi wa sallam, setan, shahabat, Shohih al-Kalim ath-Thoyyib, Syaikh al-Albani, terpeleset, tersandung | Leave a Comment »
Posted by Administrator on May 30, 2010
Oleh: Abu Khaulah Zainal Abidin
Sungguh tak ada manusia di muka bumi ini yang lebih sayang kepada orang beriman selain Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam. Penderitaan orang-orang beriman adalah penderitaannya. Bahkan kesusahan orang-orang beriman ia rasakan lebih perih, seakan ia pusat saraf paling peka dari sebuah tubuh.
Tak ada manusia di muka bumi ini yang lebih bersungguh-sungguh ingin memberikan petunjuk dan bimbingan serta ingin memberikan jalan keluar terbaik bagi orang-orang beriman, selain Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam. Keselamatan dan kebahagiaan orang-orang beriman adalah kebahagiaannya.
Tak ada manusia di muka bumi ini yang lebih sayang dan tulus kepada orang-orang beriman selain Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam. Apa yang ia beri tak pernah ia harap kembali. Dialah yang tak pernah menjual nasihat demi sekedar mereguk ni’mat, syahwat atau pangkat, juga tidak pernah gila hormat.
Sungguh pribadi agung ini telah ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa gambarkan akan sifatnya:
Artinya: Telah datang kepada kalian seorang rasul dari kaummu sendiri. Berat baginya penderitaanmu, sangat mengingingkan -keimanan dan keselamatan- atas kalian, dan amat penuh belas kasih sayang terhadap orang-orang beriman. (At-Taubah: 128)
Ya, dialah orang paling jujur nan amanah serta tulus menasihati ummah. Lisannya terjaga penuh, bukan mengikuti hawa nafsu melainkan di bawah bimbingan wahyu. Dan sebagaimana yakinnya kita akan kelengkapan dan kesempurnaan Islam, yakin pula kita akan lengkap dan sempurnanya bimbingan Nabi Shallallahu alaihi wa sallam.
Dan tentu saja bimbingan itu -melalui nasihatnya- meliputi ragam macam masalah yang bakal kita hadapi, sepanjang masa.. Dalam urusan diri, keluarga, atau masyarakat. Yang bahkan sahabatnyapun -Abu Dzar- bersaksi:
Read more >>
Posted in Dakwah, Ibrah, Nasehat, Tadzkirah, Teladan | Tagged: Abi Sa'id Al Khudri, Abu Dzar, Abu Khaulah Zainal Abidin, Ahmad, aib, Al Hakim, Al Kubro, Al Musnad, Al Mustadrak, Al-Baihaqi, Allah, Allah Subhanahu wa Ta'ala, Anas bin Malik, As-Sunnah, As-Sunnan, At-Taubah, at-Tirmidzi, da'i, demo, HR Muslim, HR. Al Bukhari, Ibnu Abi 'Ashim, Ibnu Hibban, Ibnu Majah, jahat, Jihad, kekasih, masyarakat, mimbar, Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, mungkar, Neraka, orasi, pangkat, penguasa, pesan, provokator, rumahbelajaribnuabbas.wordpress.com, surga, syahwat, syaitan, ulama, umat, Ustadz | 2 Comments »